Bukan untuk pertama
kalinya. Merasa kehilangan sesuatu atau seseorang yang bahkan pernah
dimiliki pun tidak. Astaghfirullah. Detik ini isi pikiran terdistraksi
oleh beberapa hal yang mestinya tidak perlu dibahas lagi. Maafkan.
Tentang kehilangan. Tentang persahabatan. Tentang kita dan mereka.
Tentang hal yang mestinya masih baik-baik saja. Andai waktu bisa kembali
lagi. Mungkin aku tidak akan memulai semuanya denganmu, Tuan. Tidak
akan. Karena aku tahu...
Ada yang lebih berharga dibanding memaksakan diri untuk mengikuti
alurmu. Ada. Tapi rasa-rasanya aku terlalu terlambat untuk menyesali.
Mestinya, sejak awal aku tak memulai. Karena konsekuensi dari semua ini
terlalu berat untuk kita (aku dan kamu).
Membiarkanmu kehilangan yang pernah kamu sayang itu menyakitkan.
Apalagi membiarkan orang yang bertahun-tahun mencintai dalam diam, kini
kehilangan harapan saat cintanya bertepuk sebelah tangan.
Aku terlalu egois. Memaksakan semuanya untuk berjalan demikian.
Sesuai harapku yang sudah menjatuhkan pilihan ini padamu. Dalam renungan
aku berandai-andai. Andai saja kita…
Ah, tapi Tuhan yang berkehendak atas semua ini. Tuhan yang
mempertemukan. Dan Tuhan pula yang membantu kita memadukan perbedaan
dalam indahnya kebersamaan. Maafkan. Aku tidak bisa menolak anugerah
ini.
Bahkan saat aku harus merelakan seseorang itu pergi memilih jalan dan
prinsipnya sendiri. Seseorang yang bagiku cukup berarti. Seseorang yang
selalu berkata ‘bersamamu aku hanya bisa… mengagumi tanpa cintai’
Berat saat kembali teringat. Terlebih saat dibilang aku ini jahat.
Ah tapi biarlah. Biar aku yang mengalah dengan mundur teratur sebelum
semuanya semakin hancur. Aku sudah mengambil keputusan dan aku meyakini…
Harus selalu ada yang dikorbankan, untuk mendapat sesuatu yang lebih
baik. Saat sudah kehilangan sesuatu atau seseorang, kita harus rela
tinggal bersama kenangan. Ya, semoga kenangan yang berkesan.
Jauh bukan berarti melupakan. Diam bukan berarti tidak peduli. Sekali
lagi, setiap keputusan hadir bersama konsekuensi. Terimalah. Lapang
dadalah. Kehilangan bukan akhir dari segalanya. Kecuali jika yang
hilangnya kepercayaan. Segalanya bisa berakhir tanpa alasan.
#ifyouknowwhatimean
No comments:
Post a Comment