Bagaimana jika tidak ada lagi orang yang mau menunggumu? Ia yang kamu
percaya akan menunggumu, ternyata pergi meninggalkanmu. Selama ini
hanya perasaanmu saja, merasa bahwa orang lain akan mau menunggu
ketidakpastian datangmu.
Bagaimana jika tidak ada lagi orang yang
mau menunggumu? Yakinkah bahwa kamu benar-benar orang yang ditunggu?
Sempatkan berpikir sudah berapa lama kamu membiarkan waktunya habis
untukmu. Lalu, masih berpikirkah kamu untuk menyalahkannya sebab dia
telah meninggalkanmu lebih dulu.
Bagaimana jika tidak ada lagi orang
yang mau menunggumu? Karena kamu tidak pernah tepat waktu. Sampai kapan
kamu berharap orang lain akan selalu bisa memahami keterlambatanmu?
Sampai kapan kamu berpikir bahwa orang lain selalu bisa menerima
ketidaktepatanmu?
Mungkin sampai kamu benar-benar merasa tidak
satu orang pun lagi yang mau menunggumu. Mungkin saat itu baru kamu
sadar, bahwa kamu telah membuang orang-orang yang tadinya begitu sabar
terhadapmu. Dan kini, mereka meninggalkanmu, katamu.
Sadarkah,
bahwa kamu yang meninggalkan mereka. Karena kamu tidak pernah menghargai
waktu yang mereka miliki. Karena kamu telah menyia-nyiakan kepercayaan
yang telah ia berikan. Karena kamu telah menahan mereka untuk maju.
Hanya demi menunggumu, yang tidak pernah mereka bisa pastikan kapan
datangnya.
Bagaimana perasaanmu, saat kamu tahu tidak ada satu orang pun yang mau menunggumu (lagi)?
No comments:
Post a Comment