Setiap
pertemuan pasti ada perpisahan. Cepat
atau lambat pepatah ini akan terjadi pada siapapun, termasuk aku. Iya,
tentu saja ada airmata, tentu saja ada semilir duka. Tapi
aku percaya semua ini akan terlewati dan kembali baik-baik saja.
Aku juga manusia biasa, punya rasa rindu yang menggebu. Aku rindu menjadi diriku sendiri, aku yang utuh, aku yang ku kenali, aku yang ku inginkan. Memang semua tak lagi sama, tapi percayalah, ini yang terbaik.
Aku juga manusia biasa, punya rasa rindu yang menggebu. Aku rindu menjadi diriku sendiri, aku yang utuh, aku yang ku kenali, aku yang ku inginkan. Memang semua tak lagi sama, tapi percayalah, ini yang terbaik.
Jangan ada benci apalagi caci, kita telah dewasa. Bukankah dewasa berarti siap melupakan juga merelakan. Kita masih bisa bertemu dalam nyata atau dalam doa. Kita masih bisa saling membahagiakan. Dalam peluk, dalam tawa, manis.
Ini bukan kepergian, kita hanya sama-sama ingin meraih tujuan. Tolong, tolong jangan anggap ini perpisahan. Hanya raga kita yang terpisah, tapi hati ini masih saling bertautan. Tubuhku memang tak lagi bersama kalian.
Tapi, izinkan aku menyelamatkan hati. Agar perbedaan ini tak jadi bumerang untuk saling menyakiti. Aku pergi karena aku ingin menjadi yang aku ingini.
No comments:
Post a Comment