Bumi berusaha mengekalkan langit birunya. Tapi apa daya, langit bukanlah sosok yang bisa diikat begitu saja. Hubungan langit dan bumi selalu menarik. Kadang romantis, kadang menakutkan.
Kau tahu? Aku adalah bumi,
dan kamu langitnya. Kamu sulit ditebak, berharap pagi yang cerah, ternyata
mendung gelap. Berharap siang yang teduh, ternyata panas terik, tiba-tiba
senjanya begitu cantik. Aku sulit memahamimu.
Bagaimana tidak? Kini
langitmu bertabur bintang. Perasaanmu seperti teka-teki. Bagaimana aku tau bila
kau tidak mengabarkannya terlebih dahulu? Belakangan ini kamu sering mendadak
menangis. Padahal paginya begitu cerah ceria.
Apa yang membuatmu sedih?
Aku akan menyediakan lautanku untuk menampung kesedihanmu. Aku bersedia
menampung air matamu. Dan tidak masalah kau membuatku kering kerontang dengan
panasmu. Aku akan tetap menjadi bumimu.
Aku hanya ingin tau beberapa
hal, apa yang kau sembunyikan dibalik sana? Di langit malammu yang begitu
banyak bintang. Aku tidak bisa menghitung banyaknya. Angin mengekalkan malam
cerahmu tapi tidak mungkin. Bahkan langit birumu juga tidak bisa.
Mungkin hubungan kita akan
tetap seperti ini. Nurut seperti air laut. Tentu membosankan, jika kau
terus-menerus begini. Terimakasih telah menjadi langitku. Bagaimanapun sikapmu,
aku akan selalu berteduh di bawahmu. Terimakasih telah melindungiku.
untuk seseorang,
yang perasaannya sulit ditebak
yang pandai bersandiwara dalam tawa
yang tangisnya tersamar rona wajah bahagia
yang kehadirannya selalu kudamba
No comments:
Post a Comment