Tuesday, April 22, 2014

KARENA APA?


Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku penasaran ingin tahu. Aku tidak baik, menurutku sih. Aku bulat, kata orang banyak begitu. Legam, tidak lebih menarik dari wanita lain di luar sana. Aku tidak suka memakai pakaian terkini. Aku lebih suka kesederhanaan. Aku, ya seperti ini, aku berantakan.

Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku tidak suka melihat pertandingan bola di tengah  malam. Berteriak kegirangan jika tim andalan mencetak gol. Melakukannya disaat banyak orang tertidur. Untuk apa? Tapi katamu itu menyenangkan. Bagiku, itu buang-buang waktu, lebih baik tidur lalu melihat hasilnya di berita olahraga pagi harinya. Kemudian kau tidak setuju, menurutmu itu kurang memuaskan.

Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku tidak suka membaca buku seperti kamu. Aku juga tidak suka melakukan perjalanan menyeramkan. Bagiku naik gunung itu menyeramkan, asal kau tahu. Meski aku ingin sekali tahu bagaimana rasanya. Aku selalu membayangkan bagaimana repotnya buang air di alam terbuka, tidak mandi pula.

Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Tempat tinggalku pun tidak seterkenal tempat tinggalmu. Jelas saja Jogjakarta lebih terkenal dibanding Pacitan yang hanyalah kota kecil dengan embel-embel "kota kelahiran Pak SBY". Tidak begitu dikenal di nasional, apalagi internasional. Orang lokal pun akan bertanya itu dimana? Aku sudah biasa mendapat pertanyaan itu.

Kira-kira apa yang membuatmu cinta? Agamaku pun belum begitu baik. Aku tidak sebaik dirimu dalam hal ini. Tidak serutin kamu membaca kitab suci. Tidak sepandai kamu menjaga pergaulan. Aku masih bersalaman dengan lawan jenis. Sementara kamu, begitu santun menjaga diri.
Aku tidak mengerti, kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku tidak lemah lembut. Aku keras kepala, kadang aku suka ngeyel, aku juga masih manja. Aku sakit-sakitan, jika kamu bersamaku, kamu akan repot mengurusku nantinya. Tidak bisa menemani perjalanan-perjalanan panjangmu.

Aku tidak tahu, kira-kira apa yang membuatmu cinta? Aku tidak suka kopi, tentu tidak bisa menemanimu minum kopi seperti keseharianmu. Lebih dari itu, aku mungkin tidak bisa menemanimu minum kopi kesukaanmu sambil membaca buku.
Ah, aneh, kira-kira apa yang membuatmu cinta? Lalu apa katamu tadi, “Aku tidak sedang mencari teman minum kopi atau membaca buku, tidak juga sedang mencari teman naik gunung. Aku mencari teman hidup di dunia dan akhirat. Seseorang yang bisa bersama menuju-Nya. Dan aku tidak peduli dengan yang selain itu”.

Aku tidak mengerti kata-katamu


untuk pria istimewa di kota istimewa

No comments:

Post a Comment