Undangan yang akan kita
terima terbuat dari udara dingin dan langit yang kelabu
Angin yang berhembus
mengabarkan beritanya
Awan yang berarak-arak
menyapu langit yang tadinya biru
Undangan yang akan kita
terima terbuat dari bulir-bulir air
Dari setiap tetesnya
terdapat huruf-huruf yang tersusun rapi
Menuliskan kenangan
menjadi cerita utuh dalam fikiran
Siapa pun yang diundang
hujan bisa berubah menjadi sendu
Rindu bertumpuk-tumpuk
menjadi cair
Dan sayangnya hati hanya
sebesar gelas
Sementara rindu seperti
es di kutub utara, tidak kuat hati menampungnya
Maka mengalirlah ia
menjadi air mata
Siapa pun yang diundang
hujan bisa berubah menjadi bahagia
Kaca berembun bisa
dituliskan nama
Tersenyum-senyum sendiri
memikirkan sesuatu
Berbaring di bawah
selimut hangat dan menulis sesuatu
Hujan membuat suasana
lebih romantis dari biasanya
Namun, undangan hujan
yang aku terima kali ini, sepertinya akan menjadi kesedihan
Undangan yang terbuat
dari petir dan gemuruh
Dari angin dan awan gelap
Undangan tentang kabar
hilangnya harapan’
Tentang hilangnya
kesempatan
Aku telah menyia-nyiakan
hari yang cerah untuk memperjuangkanmu
Dan, kini hujan menghentikan langkahku
Menyamarkan air mataku
Di bawah hujan kamu tidak
akan tau ada aku
Sebab aku telah melebur
menjadi tetesnya
Mengalir di balik jendela kaca kamarmu
Lalu hilang oleh sinar
matahari
No comments:
Post a Comment